Jumat, 26 Maret 2010

Misteri Uang Kertas


Berapa uang jajan loe sehari? Banyak ? Dikit ? Atau gak dapet sama sekali ?Yah, buat yg gak dpt...gue cuma bisa bilang ‘sabar...bukan rejeki’, kalo yang dapet, gue bisa nebak : uang loe kebanyakan uang kertas kan ? Ya boleh lah ada logam2annya hasil ngamen...hehehe.

Nah, ternyata ada sedikit misteri di balik uang kertas ini. Gue juga baru tau nih pas iseng nyari2 di Google ttg Biografi Goethe (Yang belum tau Goethe...ngacung !).Goethe adalah penyair serba bisa Jerman yang terkenal. Karena si Goethe ini pinter ngomong n omongannya selalu oke, makanya gue suka. Nama aslinya Johann Wolfgang von Goethe. Kabarnya, dia org terpinter sedunia juga, IQ-nya 210,tertinggi di dunia. Kalo mau kenal lebih lanjut, cari aja di Google atau tanya aja gue...muridnya Goethe (hweleh !).

Jadi, dalam bukunya yang berjudul Faust, bokap gue,eh, Goethe, mengungkapkan sikap skeptis dan penolakannya akan diberlakukannya uang kertas. Waktu itu, banyak negara Eropa mulai menciptakan uang kertas. Yep, gara2 krismon dan kehabisan uang emas setelah mendanai perang, banyak kepala negara yang mencoba mencari solusi lain. Patut dicatat, sampe sekitar thn 1700-an gitu, pas neneknya buyutnya kakek loe belom lahir, negara2 di dunia menggunakan uang emas atau perak. Nah, dikisahkan secara dramatis dalam buku yg berjudul Faust itu...seorg Raja meminta solusi kepada Dokter Faust. Dokter Faust kemudian bersekutu dgn iblis bernama Mephistopheles. Si Mephistopheles ini kemudian menawarkan untuk mencetak uang dari kertas aja. Uang jenis itu gampang dibuat dibandingkan uang emas yang harus ditambang lebih dulu dan jumlahnya terbatas. Praktek penciptaan uang kertas inilah yang ditentang Goethe.

Masih menurut Goethe, uang kertas merupakan hasil ciptaan setan makanya gak heran bila penggunaannya yang kini dominan dipakai umat manusia di dunia menyebabkan banyak malapetaka terjadi. Udah gak keitung negara yang hancur perekonomiannya akibat resesi dan inflasi, yang disebabkan anjloknya nilai tukar mata uang kertas negara tersebut. Uang kertas, disebabkan terbuat dari kertas, sebenernya gak bernilai. Ia jadi bernilai hanya karena diberi cetakan angka di atas lembarannya oleh otoritas politik. Itu membuatnya rawan spekulasi. Coba loe bandingin dengan uang emas atau perak yang bernilai riil disebabkan kandungannya.  Spekulasi sulit terjadi. Iris-irislah sekeping koin emas maka setiap serpihannya masih tetap berharga. Namun,  robeklah selembar uang kertas maka ia segera gak guna.

Kalo dipikir-pikir, gue setuju juga sih sama pendapat beliau ini. Kalo kita liat sekarang, banyak kerusakan yang terjadi di negara kita, juga di seluruh dunia, sebenernya motifnya gak jauh2 dari keserakahan. Dan keserakahan itu gak jauh2 dari yang namanya uang. Iya, uang yang sebenernya terbuat dari kertas gak bernilai. Catet, nilainya itu cuma sekedar cetakan belaka. Apa bedanya uang seribu perak sama uang seratus ribu ? Ya jelaas beda dong...uang seribu cuma dapet 2 aqua gelas, uang seratus ribu bisa buat nonton bioskop lima kali. Tapi, coba kalo keduanya dimutilasi jadi enam bagian...apa bedanya ? Sama aja kan’?

Nun jauh di Arab sana, dulu waktu zaman Nabi Muhammad sampai kekhalifahan Ustmani (eh, ini bukan SARA lho...), umat muslim menggunakan dinar  dan dirham. Dinar adalah koin emas 22 karat seberat 4,25 gram. Dirham, koin perak 2,9 gram. Keduanya digunakan sebagai alat tukar, penakar nilai,  pembayar zakat, mahar dan investasi. Sekarang, makin banyak orang di dunia yang menyadari kelebihan uang berbahan baku emas itu dibandingkan uang kertas. Sifat emas dan perak yang universal, juga memungkinkan uang jenis ini menembus sekat-sekat budaya, sosial bahkan bisa diterima penganut agama manapun. Perdagangan yang adil antar manusia, antar negara, bisa ditegakkan(aih, bahasa gue...).

Tapi...ya...kembali lagi ke masing2 individu juga berpendapat gimana. Lagian, udah susah ya sekarang kalo yang namanya uang emas dan perak diterapin lagi. Well, org muda harus bisa mikir dan berpendapat kan’ ?=)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar