Kamis, 01 April 2010

UI= Universitas Impian

Waktu gue pulang dari nikahan sepupu gue di Depok, rupanya mobil gue jalan melewati Universitas Indonesia. Iya, yang terkenal dan diminati seluruh pelajar di Indonesia. Belajar disana adalah sebuah kebanggaan deh. Dan memang, aura kebanggaan udah terpancar sejak gue menyusuri jalan di sekitar UI yang rindang banget. Gue baru tahu UI terletak di tengah hutan kota Depok. Begitu lewat gerbangnya yang berdiri gagah di antara pepohonan...wah, rasanya gue jadi gimanaaa gitu. UI memang keren yaaa. Setelah itu, gue melewati Univ. Pancasila, lewat Gundar Depok juga, dan beberapa universitas yang lain.

Dalam hati gue langsung ngayal...kapan ya bisa kesana....

Sejak dulu, gue selalu antusias kalo ngomongin masa depan. Rasanya asik aja gitu, kita bisa berimajinasi, membayangkan kita jadi orang yang berbeda, dan jauh lebih baik pastinya...tanpa terbatas ruang dan waktu. Itulah hebatnya sebuah mimpi. Yang juga bisa mendorong orang2 biasa membuat perubahan luar biasa di dunia ini.

Kuliah ? Itu pasti. Logikanya, kalo sarjana aja bisa nganggur, apalagi yang gak kuliah kan ? Tapi untungnya, itu bukan hukum mutlak. Karena banyak kenyataan dimana sukses berasal dari orang2 yang gak pernah berstatus mahasiswa. Kalo kata Paul Arden, legendaris periklanan terkenal di dunia dalam bukunya Whatever You Think, Think The Opposite, “Lebih baik gak usah kuliah-kecuali kamu benar2 tahu apa yang kamu inginginkan-bekerja sajalah, dan sekolah pada sekolah kehidupan”. Katanya juga, hanya orang2 beruntung yang benar2 tahu apa yang mereka inginkan dari bangku kuliah. Dia juga memberikan perbandingan mahasiswa umur 23 tahun dengan pemuda umur 23 ahun yang sudah menghasilkan uang sendiri. Hmm, idenya boleh juga, tapi gue kurang sependapat soal keberuntungan itu.

Kenapa ? Karena ya, pertama, gue masih berpegang pada pemikiran konvensional, karena kuliah bisa menjamin masa depan yang lebih baik. Walau ada beberapa kenyataan yang tragis, seperti sarjana jadi tukang becak...tapi jangan salahkan bangku kuliah. Sebenarnya, semua Universitas, perguruan, akademi, dll, gak ada yang benar2 bisa menjanjikan kita bisa cepat dapat kerja, atau mendapatkan karier yang dia inginkan. Yang bisa menjanjikan itu semua adalah diri kita sendiri. Ada saudara jauh gue kuliah di Teknik Perminyakan...menganggur. Menurut gue, bukan salah kuliahnya, bukan salah ilmunya, apalagi dosen pembimbingnya. Bukannya yang punya kendali atas diri kita adalah kita sendiri ? Itu juga kenapa Matsushita, yang hanya lulus pendidikan setingkat SD, bisa mendirikan Panasonic. Matsushita tahu betul, pendidikannya bukanlah yang memegang kendali atas kesuksesan dirinya. Tapi dengan ilmu yang lebih tinggi, yang bisa kita dapetin di bangku kuliah...seenggaknya kita bisa lebih punya bekal ke depannya. Dan gue juga setuju kalo pengen kuliah harusnya benar2 tahu apa yang diinginkan. Kalo loe gak benar2 tahu, itu sama aja buang2 duit.

Lain lagi pengalaman Nyokap gue. Beliau, begitu lulus SMA, memutuskan mantap untuk gak kuliah seperti kakak2 dan adik2nya. Sejak awal beliau tahu, pekerjaan yang paling diingiunkannya adalah jadi Ibu Rumah Tangga. Jangan salah, alasannya, jadi Ibu Rumah Tangga itu karier dunia akhirat. Dan bukan berarti Ibu Rumah Tangga itu cupu, gak tahu apa2, gak berpendidikan...itu sebabnya selulus SMA beliau ambil kursus2 seperti memasak,jahit,bahasa Inggris, bahakn komputer. Pokoknya targetnya adalah jadi Ibu Rumah Tangga yang oke punya.

Gue kira dengan pengalamannya itu, Nyokap gue bakal mandang sebelah mata keinginan gue untuk kuliah, apalagi gue sama sekali gak berniat jadi Ibu Rumah Tangga. Tapi ternyata beliau bilang gini,”Kamu harus kuliah, Sar. Kadang Mama nyesel, kenapa gak kuliah ? Seandainya Mama kuliah, pasti ilmu Mama lebih tinggi. Ya paling enggak, bisa ngajarin kamu belajar Matematika”
Ya, Nyokap gue bisa dibilang termasuk cerdas. Beliau langganan koran sendiri, sering nonton berita, juga suka membaca buku. Kadang beliau juga menulis cerpen dan mengirimkannya ke majalah. Pernah beberapa kali dimuat lho.

Yak, setiap orang berbeda-beda...tapi gue setuju banget sama kata Renald Khasali, seorang inspirator dan businessman,bahwa keterampilan itu tidak cukup tanpa pendidikan. Mungkin kelihatannya pendidikan itu klise, tapi percaya deh, seperti kata Sean Covey, penulis buku 7 Habits Of Highly Effective Teens, kelak pendidikan akan berguna bagi kita.

Jadi, buat yang ragu2, dengan kata ‘kuliah’...kuliahlah selagi bisa, tentunya dengan mengetahui apa yang benar2 diminati. Kesempatan gak datang dua kali, sama seperti otak kita yang sayang banget kalo gka terus menerus diiisi dengan ilmu. Hmm, saat ini, gue masih ‘terpesona’ sama UI nih, pengen deh bisa masuk sana...Universitas Impian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar