Kamis, 22 April 2010

Whatever You Think, Think The Opposite !


Kalo buku ini bilang bahwa dirinya berlawanan (udah keliatan dari judulnya)...it means it ! Buku ini benar-benar membuktikan dirinya berlawanan dengan buku-buku motivasi lainnya. Apalagi foto-foto yang keren-keren yang disediain tiap bahasannya. Bikin kita serasa gak lagi baca buku motivasi melainkan ngeliat album foto-foto artistik. Setelah gue baca, gue cuma bisa bilang ‘Wow !’. Dan mungkin setelah loe baca,loe juga akan bilang kata yang sama kayak gue.

Jangan ! Coba bilang kata yang berbeda, please. He-llo...otak loe dan gue kan gak sama, jadi untuk apa kita menyamakan sesuatu.

Aha, gue udah ketularan pemikiran-pemikiran dalam buku ini nih.

Salah satu pemikiran fenomenal Paul Arden adalah, kenapa setiap orang harus sama seperti orang lain ? Pikiran kita sebenarnya pendapat orang lain, hidup kita itu seperti bunglon, dan mimpi-mimpi kita sebenarnya adalah hasil mengutip dari mimpi orang lain. Oke, contohnya begini, gue berpikir...mencurahkan segala pikiran gue lewat note-note ini, sebenarnya karena gue juga terinspirasi pendapat atau pemikiran orang lain. Loe liat, gak ada note gue yang benar-benar murni hasil pemikiran gue sendiri. Ouch !*sayasepertiditamparlewatbukuini.

Kata Arden juga, rapat adalah kegiatan untuk orang kurang kerjaan. Apa sih ? Hanya untuk mengukuhkan bahwa loe itu penting dalam suatu organisasi. Pemikir sejati, gak akan rapat dan terus bekerja. Tunggu...tunggu...menurut gue sih relatif juga..ada rapat yang bermanfaat, ada juga yang cuma buang-buang waktu. Sebelnya, Arden lagi-lagi benar, rapat itu lebih gak guna karena pada kenyataannya lebih banyak yang cuma buang-buang waktu.

Aha, gue paling suka bagian ini : Ask For A Slap In The Face. Mintalah untuk ditampar. Artinya,kalo loe bikin sebuah karya, misal : loe bikin sebuah lukisan, jangan tanya ‘gimana menurut loe?’. Loe hanya akan mendapatkan jawaban rata-rata ,’bagus,kok’. Lebih parah lagi kalo loe nanya sama orang yang gak ngerti seni sama sekali. Percaya deh,orang-orang itu berkomentar ‘bagus’ supaya gak menyinggung perasaan loe. Perlu gue tambahin, di luar pemikiran Arden, bahwa diri loe juga sebenarnya menginginkan hal itu. Loe pengen karya loe dibilang bagus, jadi loe nanya sama orang yang salah. Malah kalo orang yang loe mintain pendapat sekali aja bilang “Hmm..”.Loe langsung nyamber,”bagus kaaan?Iya kan? Bagus kan?”. Lain kali, tanyalah apa yang salah dari gambar loe. Dan please deh, tanya sama orang yang tepat.

Wah, bagian ini agak kontroversial juga bagi gue. Kalo loe gak lulus ? Atau loe gagal dalam suatu ujian, anggaplah itu sebagai prestasi. Prestasi ? Ya, karena loe udah membuktikan bahwa otak loe gak ‘mempan’ dengan sistem pengajaran yang diberikan. Otak loe terlalu ‘hebat’ untuk memahami sistem itu. Saking hebatnya, otak loe akan menolak jika diberikan sistem ‘ece-ece’ gitu. Beda sama orang lain yang mau aja dijejali sistem kayak gitu. WOW, apa gue perlu mengoreksi salah satu note gue yang berjudul ‘Ini Pendidikan Gue’ ya?

Jadilah ceroboh. Jadilah liar. Jadilah kekanak-kanakan. Itu kunci suksesnya, membuat hidup loe menjadi penuh tantangan dan pada akhirnya..loe akan lebih berharga daripada orang yang selalu ‘bermain aman’. Kalo loe adalah seorang pegawai kantoran yang baik, karier loe berjenjang (dan tentunya loe selalu naik jabatan). Oke, itu keliatan bagus awalnya. Tapi sampe usia tertentu, loe akan sama aja seperti yang lainnya...pensiun. Karier loe akan almarhum. Tapi kalo loe adalah seorang pegawai yang ceroboh, otomatis karier loe akan naik turun, tapi orang-orang akan mengingat loe karena loe unik. Dan walau loe udah pensiun, itu cuma soal usia. Karier loe gak akan mati.

See? Tulisan gue jadi keliatan revolusioner gini...dan agak susah dimengerti juga. Hmm, by the way, gue terinspirasi guru Fisika gue waktu kelas sepuluh. Kalo ngasih catetan materi tulisannya udah kayak rumput, eh, cacing deng, atau kayak coret-coretan gak jelas dan sok abstrak ? Alesannya, biar murid-murid berminat sama pelajarannya. Murid-murid akan lebih meningkatkan perhatian dan fokus untuk memahami tulisannya sehingga mereka akan tertarik untuk mengerti isi dari tulisannya. Hmm...masuk akal juga.


Penerbit : Erlangga (2007)
Harga : Rp.45.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar