Minggu, 03 Juli 2011

Obrolan Random

Suatu siang yang terik di kawasan Senayan. Tiga orang cewek berusia sekitar 18 tahun, nampak menyebrang dari pelataran Senayan City alias Sency menuju sebuah tempat nongkrong bernama Seven Eleven alias Sevel. Mereka adalah gue, Monna dan Jani. Dua orang itu adalah sohib gue semasa SMA yang baru saja berlalu.

Itu adalah kali pertama gue ke Sevel, tempat nongkrong yang sedang naik daun di kalangan teman teman gue. Bentuknya yah cuma sekedar minimarket, cuma dia punya beberapa produk yang diproduksi sendiri. Di lantai 2 ada dua buah ruangan, satu ruangan AC dan satu ruangan smoking area dengan dilengkapi beberapa tempat duduk dan meja. That's it. Makanya gue agak-agak heran kenapa teman-teman gue banyak yang suka pamer mereka nongkrong di Sevel. Hey, that's not such a 'wow' place.

Pas lagi menyedot slurpee dari tempatnya (semacam tempat es krim dan minuman soda gitulah), spontan Jani komentar "oh jadi waktu itu si Fulan foto DP BBM di depan tempat minuman kayak gini?". Iya, teman kita si Fulan itu memang banci kamera...tapi malu-maluin gak sih berfoto di depan temapat minuman soda. Oh ya, biar keliatan nongkron di Sevel. Lalu objek kita beralih ke teman kita yang lain, sebut saja Fulanah (ni apa sih?haha), yang waktu awal-awal nongkrong di Sevel hobi motret slurpee atau saus nya terus di upload di twitter. Menurut lo ?

Bukannya kita ngerasa kita itu nggak norak, tapi hmm kok makin kesini orang suka melebih-lebihkan sesuatu ya.
"Sevel tuh biasa aja, marketingnya aja yang bagus makanya jadi popular" kata gue.
"Alfamart kalo dibikinin ruangan kayak gini juga jadi tuh kayak Sevel..lebih lengkap Alfamart lagi"timpal Monna.
Kami tertawa.

Lalu kita ngobrol blak blakan tentang pergaulan teman-teman kita sekarang. Yah, ada lah beberapa gosip vulgar yang gak mungkin gue jelaskan disini.
"Sebandel-bandelnya gue, gue komit akan tetap pertahanin virgin sampe gue nikah nanti" ujar Monna. Gue tau Monna itu teman gue yang pendiriannya kuat dan sangat konsisten sama apa yang ia ucapkan.
Lalu Jani mengingatkan sebuah kasus dimana seorang cewek tidak mau putus dengan cowoknya walau sudah disakitin karena sudah menyerahkan virgin nya. Mudah-mudahan hal itu gak menimpa cewek-cewek lainnya amiiin.
"Kata Nyokap gue, cowok gak baik aja tetep nyari cewek yang baik-baik"timpal gue.
"Bener,"Monna lalu menceritakan gimana salah satu temannya,tipe bad boy banget, ketika berpacaran dengan seorang cewek berkerudung, gaya berpacarannya berubah total jadi sehat. Sebagai jilbaber gue jadi ikut seneng dengernya.

Beralih ke topik yang lebih mutu, kita bahas tentang kasus Ruyati yang lagi hangat-hangatnya di berbagai media.
"Ruyati tuh emang bener TKW dari PT bokap gue..."lanjut Monna,"emang dia nya yang salah...masa majikannya lagi solat duha dibunuh.Majikannya itu cuma galak doang Sar, namanya juga orang Arab,keras..."
"Tapi katanya sempet disiksa? Ya itulah orang Arab, masih belum bebas dari jaman perbudakan dulu waktu jaman jahiliyah, pembatu itu dianggap budak yg sudah dibeli, bisa diapain aja.."sanggah gue.
"Nah itu dia Sar...itu dia makanya.lu tau nggak dulu pernah ada kasus TKW yang ngakunya disiksa tubuhnya disetrika...ternyata tuh dibuktikan nggak bener. Dan kasus TKW diperkosa..yaiyalah siapa suruh keluar kamar mandi pake handukan doang.Ya napsu lah tuan nya apalagi istrinya pakaiannya ketutup mulu"
Nahloh, gue jadi bingung. Sepintas gue teringat kata-kata Wimar Witoelar 'susah ngomong sama orang yang hanya mengikuti berita dari televisi' (see post 'Polittikus Ababil')
"Tau nggak mbak...kantor bokap gue (kantor bokapnya di BNP2TKI) didemo orang2..sampe dilemparin telor busuk,massa pada masuk ke kantor gue...didemo juga sama mahasiswa lu juga mbak"kata Jani ke gue. Belakangan gue tahu itu adalah aksi simbolik yang diadakan salah satu organisasi di kampus gue. Kebetulan gue dapet SMS undangan nya untuk menghadiri diskusi publik dimana di dalamnya menantang Patrialis Akbar (Ketua BNP2TKI) dan Marty Natalegawa (Menteri Luar Negeri) untuk menjelaskan pada aktivis mahasiswa dan masyarakat pertanggungjawaban kinerja mereka atas kasus hangat ini, bertempat di kampus gue juga tanggal 27 Juni.
"Kan bakal ditutup semua pengiriman TKI ke Arab,tapi gue yakin itu cuma sementara aja"ujar Monna.
Gue dan Jani mengamini, "Yaiyalah,pengiriman TKI itu devisa loh buat negara..bakal rugi kalo sampai benar2 distop. Apalagi Arab Saudi itu adalah negara yang paling banyak membutuhkan jasa TKI.Orang Arab harga dirinya tinggi,gak ada yang mau jadi pembantu"timpal gue. Monna yang memang asli keturunan Arab pun tidak merasa tersinggung. Nah inilah enaknya diskusi dengan teman-teman yang pikirannya terbuka. Tidak mudah sensitif dengan semacam etnosentrisme.
"Daripada di Indonesia jadi pengangguran kan" sambung Jani.
"Iya, Indonesia itu gak bisa menghargai orang2 pinter. Banyak sarjana lulusan luar negeri lebih milih kerja di luar ngeri juga karena gak ada yang sanggup bayar gajinya biar setara disini"kata Monna.
Gue menambahkan "Bahkan, orang sepintar Habibie gamau lagi balik ke Indonesia, lebih memilih tinggal di Jerman..kerja disana..merancang pesawat untuk armada Jerman. Pemerintah Indonesia gak mau mendanai rancangan jenius Habibie,lebih milih beli pesawat bekas dari Rusia,Cina..yang udah jelek mutunya"
"Iya,orang pinter itu nggak dihargai disini.karena itu banyak orang pinter jadi pada korupsi"sambung Jani.
Obrolan jadi beralih ke betapa semrawutnya pemerintahan di negeri ini. Kami jadi berkhayal seandainya penjajah Indoneisa bukanlah Belanda, tapi Inggris. Tau sendiri kan, rata-rata negara jajahan Inggris itu menjadi makmur seperti Malaysia,Singapura,Australia bahkan Amerika. Sebagian negara2 itu pun masih menjadi persemakmuran Inggris karena justru 'keenakan' dijajah. Mengapa ? Karena berbeda dengan Belanda yang sangat kolonialisme, Inggris walaupun ikut mengeruk,tapi juga memberikan sumbangsih ke negara jajahannya. Take and give lah. Minimal, rakyat di negara itu bisa Bahasa Inggris.Coba bandingkan dengan Belanda...kita dijajah sampai tiga setengah abad pun tidak tahu bahasa Belanda. Bahkan kalau kita lihat angka tujuh yang di tengahnya ada tanda strip..itu juga warisan Belanda. Cuma orang Indonesia yang menulis angka tujuh seperti itu, karena Belanda mengajarinya seperti itu agar jika ada pembukuan mengenai barang daganagan, Belanda segera tahu itu adalah tulisan orang pribumi agar bisa mudah diawasi ika terjadi kecurangan (Belanda emang paling tau orang pribumi suka korupsi...yang notabene nya memang ajarannya Belanda).
Kami jadi beralih ke obrolan mengenai kampus tempat kami akan belajar masing-masing. Monna masih ngalamin pertentangan dengan bokapnya untuk tempat kuliahnya nanti. Bokapnya keukeuh dia mau di Al Azhar, Monna maunya di YAI. Sedangkan Jani udah fix di Moestopo. Alhamdulillah, gue sangat bersyukur punya kedua orangtua yang demokratis. Alm Bokap gue dan Nyokap gue sangat menghargai pilihan pendidikan gue dan mendukung apapun yang gue lakukan selama itu bermanfaat bagi gue.
Lalu kita pun beralih ngobrolin tentang...yah you know lah, girls talk. Tentang love life masing-masing. Hahaha.

Hampir tiga jam kami di Sevel, sampai akhirnya kami pun sudah bosan. Orang-orang semakin banyak berdatangan, gue pun sudah bolak balik pipis karena minum melulu. Sekitar jam 3 kami keluar dari Sevel...menyebrang ke Plaza Senayan. Gue jadi inget omongan pacar gue pas gue cerita tentang girl's day out ini sebelumnya : dasar anak gahol Jekardah ! hahaha.

1 komentar:

  1. JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL/JITU 2D_3D_4D_SGP/HK DIJAMIN 100% JEBOL HUB KYAI ANOM JAGAT (085-242-426-123) ATAU KUNJUNGI WAPsite ASLI KYAI ANOM JAGAT http://lucky6d.blogspot.com...JIKA ANDA INGIN MENGUBAH NASIB.thank'z roomnya zobat;;

    BalasHapus