Rabu, 08 September 2010

Ayah

Aku bertahan dalam sedu sedanku
Dalam kerinduan ku yang bertubi
Padamu
Pelan pelan kurasakan rasa haus
Akan kasih sayangmu
Dulu, aku tak pernah merasakan rasa haus itu
Karena limpahan kasih sayangmu bak telaga
Yang tak pernah kering
Hingga aku tak pernah tahu sebelumnya apa itu rasa haus

Mungkin aku membencimu
Benci karena kau meninggalkanku dengan begitu saja
Tanpa kata-kata terakhirmu
Tanpa kecupan perpisahan mu

Namun rasa benci itu selalu pada akhirnya
Terkalahkan dengan rasa cintaku
Yang kutuang dalam bulir-bulir doaku
Semoga Dia memberimu kebahagiaan
Semoga Dia memberimu kehidupan yang lebih baik dari hidupmu sebelumnya
Semoga Dia mengampuni semua dosa-dosamu
Dan semoga Dia menabahkan ku dan cintamu di dunia ini

Seperti saat ini
Sosokmu menyeruak dalam memori yang kandas
Kehadiranmu selalu alpa dalam mimpi-mimpi
Tetapi engkau selalu hidup
Meski ragamu mati
Engkau selalu hidup
Engkau selalu hidup


(1 September 2010, mengenang 40 hari wafatnya Ayahanda Tercinta Sutiono Jahja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar