Jumat, 02 Juli 2010

Old Post...

Sekedar mengenang, pas awal-awal gue suka nulis artikel di dunia maya...itu diawali dari notes di FB gue sendiri. Sebelumnya, gue lebih suka nulis cerpen yang bisa dikirim ke majalah atau lomba-lomba (karena lebih menghasilkan duit, hehe). Tapi, karena semakin terbatasnya waktu gue...yah, paling enggak kan untuk bisa merampungkan cerpen aja seminggu lho...dan terakhir tulisan gue dimuat itu kalo gak salah sekitar agustus 2009 (susah lho kalo mau bisa dimuat). Tadinya gue nulis artikel untuk ngisi waktu luang aja...gue suka banget nulis,jadi selama menunggu cerpen gue dimuat, gue suka nulis artikel-artikel gak jelas. Lalu gue naruh artikel-artikel itu di notes FB...hasilnya ? that was so good...karena banyak yang baca, nge-like...ada semacam kepuasan tersendiri disana, nilainya bahkan terasa lebih berharga dari honor yang gue terima dari nulis cerpen. Worth it banget istilahnya. Nah, kali ini gue tampilin artikel yang udah jadul banget...ini artikel pertama kali yang gue publish di tempat umum (secara gue tadinya juga ada di jalur fiksi, jadi nulis non fiksi gini juga masih cupu lah).Baca ya :)

Si Kutu Kupret
Share
Friday, June 19, 2009 at 5:28pm | Edit Note | Delete

Pernah dengar istilah nyeleneh ini ? Kalau iya, pasti kita langsung bisa mengira-ngira siapa yang pantas diberi ‘gelar’ ini. Orang yang suka ngaret tidak manusiawi (sorry nih agak lebay bahasanya, tapi yaiyalah ya, kalau ngaret sampai dua jam kan’ udah tidak manusiawi lagi sama yang nungguin...tul nggak ?), lalu orang yang suka plin-plan, sampai yang terakhir, orang yang suka nggak balas SMS kita. Kelihatannya sepele ya, orang-orang semacam ini. Sepele, karena cuma membuat kita kesal sesaat dan melontarkan, “Dasar Kutu Kupret...!”(kalau ada yang lebih variatif boleh juga,koq, silahkan saja :D)lalu masalah selesai. Finnish. Apalagi setelah si Kutu Kupret itu memberikan alasan ke-kutukupretan-nya. “Habis macet sih..”,”habis gue waktu itu masih bingung...”,”habis..pulsa gue habis..!”dan sederet habis-habis lainnya alias alasn-alasan lain.
Tapi di balik itu semua, ternyata bukan cuma karena itu saja yang membuat kita bisa menoleransi si Kutu Kupret ini. Sebab yang utama adalah : kita pun terkadang menjadi Kutu Kupret juga. Jadi yach...maling jangan teriak maling lah...
Si Kutu Kupret. Istilah yang sering diberikan kepada seseorang karena ketidakjelasan sikapnya. Sesuai namanya : kutu, adalah binatang kecil yang hobinya lompat-lompat. Begitu juga dengan orang yang Kutu Kupret itu. Sering tidak jelas sikapnya, membuat orang menunggu padahal kita tahu menunggu adalah perkerjaan paling membosankan di dunia ini, suka plin-plan, pilah-pilih tapi pada akhirnya sama sekali tidak memilih...intinya : NGGAK JELAS. Sedangkan kata ‘Kupret’, tidak jelas asal-usulnya. Mungkin cuma penambahan belaka agar kata’ Kutu’ tidak terlihat baku-baku amat, atau mungkin supaya ada kesan lucu. Mungkin,lho..karena sampai sekarang belum ada penelitian yang dapat meneliti asal-usul kata ini (siapa juga yang mau yeeee...hehe)
Namun singkirkanlah sejenak etimologi si Kutu Kupret itu. Singkirkan dulu juga orang-orang yang pernah kita labeli ‘si Kutu Kupret’ itu. Karena yang jadi masalahnya sekarang : jangan-jangan kita juga termasuk si Kutu Kupret ?
Kapan terakhir kita pernah datang ke suatu tempat lima belas menit sebelum acara dimulai ? Misalnya ke acara ultah teman, main futsal bareng, atau janjian sama pacar gitu.... Yup, memang sih,’cuma’ lima belas menit. Cuma 900 detik. Tapi kalau yang namanya mengejar pesawat, waktu segitu amat-sangat-sangat berharga,lho...makanya para calon penumpang rela sudah stand by di bandara bahkan sejam sebelum penerbangan. Biasanya nih, kalau ada orang ngaret, maka dia pun diceletuki, “Indonesia banget, ya...”
Si orang ngaret, eh, si Kutu Kupret baru ini pun hanya membalasnya dengan senyuman atau ketawa kecil, “Sorry...soalnya tadi..blablabla..”Dan setelah itu pun dia kembali tersenyum. Kayaknya sih bangga banget dibilang Indonesia sejati.
Ngomong-ngomong, soal Indonesia banget itu...berarti hampir semua orang Indonesia dan termasuk kita juga donk, adalah si Kutu Kupret ? Yakin deh, burung Garuda pasti nggak akan rela lho, digantikan posisinya sama Kutu. Makanya kalau mengaku orang Indonesia yang lambang negaranya burung Garuda, jangan jadi Kutu Kupret. Kalau sudah jadi Kutu Kupret, mungkin lebih baik disebut orang Indonesia-indonesiaan yee...yang lambang negaranya Kutu itu...
Tidak dipungkiri, kita selalu merasa bete dengan orang yang plin-plan. Sebentar ngomong begini, dua menit kemudian ngomong begitu...tidak punya pendirian ! Terlihat sekali ke-kutukupret-annya. Tapi terkadang, tanpa kita sadari, kita juga bisa terkadang plin-plan dalam suatu hal. Atau mungkin bukan hanya kadang-kadang. Kita paling benci dengan kebohongan, dan swear, nggak akan pernah mau berbohong. Namun kita pun tak akan bisa mengelak untuk tidak berbohong di saat-saat yang terdesak. Lalu kita namakan tindakan kita itu adalah white lie. Ironis memang, karena kita juga semua tahu kan tidak ada juga istilah ‘black honest’? Dari tindakan-tindakan seperti inilah kita semakin dapat memenuhi kriteria si Kutu Kupret ini. Atau kembali pada masalah ngaret tadi, ada beberapa alasan juga yang dikemukakan si Kutu Kupret bahwa orang yang menunggunya, atau orang yang ada di acara-acara itu pun juga sama kutukupret-nya alias suka ngaret juga. Jadilah acaranya pun akan jadi Kutu Kupret Show, karena bisa molor sampai setengah atau satu jam. Memang tidak diragukan lagi kalau Kutu Kupret jagonya ‘bertelur’. Seperti kutu yang kalau bertelur jumlahnya bisa puluhan.
Lalu, apa yang harus kita lakukan supaya nggak jadi Kutu Kupret Wannabe ? Yeah, satu-satunya cara adalah mengghilangkan semua sisi-sisi ke-kutukupret-an kita selama ini. Kita bisa mulai dengan menerapkan aturan waktu pada diri kita, juga tegas memutuskan suatu piulihan atau keputusan. Kita bisa memberikan kepastian pada orang sekeliling kita,berpartisipasi tanpa harus ikut-ikutan, dan tahu apa yang kita mau sehingga kita punya self control. Anything, asalkan jangan dicap si Kutu Kupret. Jijay...:D

HAHAHA...tulisan gue ANEH BGT ya ? Pas gue baca lagi sekarang juga emang kerasa aneh...banyak kata-kata rancu dan gak jelas maknanya...bahkan ada temen gue komen gini

Rianti Puteri Destiani
jahh napa lo ?
pusing gue baca notes lo . haha :D

Yah, semua dalam hidup adalah proses pembelajaran...and I just love writing anyway...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar